A. Pengertian
Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan
dan konseling merupakan suatu kegiatan yang terintegrasi dalam keseluruhan
proses belajar mengajar. Menurut Rochman, 1986 bimbingan dan konseling adalah
proses bantuan yang berkelanjutan, dan menurut Prayitno, 1987 memberikan
pengertian melalui huruf-huruf yang ada pada kata B-I-M-B-I-N-G-A-N dan
K-O-N-S-E-L-I-N-G. Selanjutnya bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang
diberikan kepada individu atau kelompok agar mereka dapat mandiri, melalui
bahan, interaksi, nasehat, gagasan, alat dan asuhan yang didasarkan atas norma
atau nilai-nilai yang berlaku.
Secara
etimologis istilah konseling berasal dari bahasa latin Yaitu (Consilium) yang
berarti ”dengan” atau ”bersama” yang dirangkai dengan ”menerima” atau
”memahami” sedangkan dalam bangsa anglo-sayon istilah konseling berasal dari
”sellan” yang berarti ”menyerahkan” atau ”menyampaikan”. Selanjutnya konseling
merupakan suatu usaha untuk memperoleh konsep diri pada individu siswa (siswa
asuh/klien). Konsep diri meliputi konsep tentang diri, orang lain, pendapat
orang lain tentang diri, tujuan (harapan, kepercayaan diri), serta dapat
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungan dan masyarakatnya
(Prayitno, 1987).
Dalam
keputusan Mendikbud dan BAKN No. 43/P/1993 dan No. 45 th 1993 tentang petunjuk
pelaksanaan fungsional guru dan angka kreditnya. Maka kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah dibagi dalam empat bidang, yaitu:
1.
Bidang bimbingan pribadi
Membantu
siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang bertakwa kepada tuhan yang maha
esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani
2.
Bidang bimbingan sosial
Membantu
siswa mengenalkan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi
pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
3.
Bidang bimbingan belajar
Membantu
siswa mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar
yang baik untuk mengusai pengetahuan dan keterampilan dalam mengambangkan
IPTEK, kesenian serta mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan ke tingkat
yang lebih tinggi atau terjun lapangan.
4.
Bidang bimbingan karir
Membantu
mengenal potansi diri yang dapat dikembangkan sebagai bekal untuk berkarir
dimasa depan.
Menurut
Prayitno, 1997 terdapat tujuh layanan (bimbingan dan konseling) yang dapat
diberikan kepada siswa, yaitu:
1.
Layanan orientasi
Memberikan
pemahaman dan penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan sekolah dan komponen pendidikan
lainnya yang dimasuki siswa. Sehingga siswa dapat lebih mudah menyesuaikan diri
deangan kehidupan sosial, lingkungan belajar, dan kegiatan lain yang dapat
mendukung keberhasilan siswa.
2.
Layanan informasi
Membekali
siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang
berguna untuk mengenal diri dan merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan
sebagai siswa, anggota keluarga dan masyarakat.
3.
Layanan penempatan dan penyaluran
Memberikan
layanan tentang berbagai hal seperti kemampuan, bakat dan minat siswa yang belum
tersalurkan secara tepat.
4.
Layanan pembelajaran
Membantu
siswa dalam memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya serta tuntutan kemampuan yang berguna untuk kehidupan dan
perkembangannya.
5.
Layanan konseling perorangan
Memberikan
solusi terhadap masalah siswa dan dilaksanakan untuk segenap masalah siswa
secara perseorangan baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir.
6.
Layanan bimbingan kelompok
Memungkinkan
siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber (guru
pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik secara individu,
pelajar, keluarga dan masyarakat.
6.
Layanan konseling kelompok
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membahas dan mengentaskan masalah melalui
dinamika kelompok.
Agar
kegiatan bimbingan dan konseling terlaksana dengan baik disekolah maka
diperlukan kegiatan pendukung dalam kaitannya dangan kegiatan bimbingan dan
konseling. Menurut Prayitno (1997) adalah:
1.
Aplikasi dan instrumentasi bimbingan dan
konseling
Melakukan
tes atau wawancara (non tes) untuk mendapatkan data dan keterangan tentang
siswa, lingkungan siswa dan lingkungan yang lebih luas yang dapat digunakan
untuk pengembangan diri.
2.
Konferensi kasus
Membentuk
forum diskusi antara siswa, guru pembimbing, wali kelas, guru mata
pelajaran/praktik, kepala sekolah dan orang tua/wali untuk membahas permasalahan
yang dihadapi siswa.
3.
Kunjungan rumah
Bertujuan
untuk memperoleh keterangan yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan
permasalahan siswa dan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan siswa.
4.
Alih tangan kasus
Mengambil
alih kasus/masalah siswa kepada guru pembimbing, wali kelas, orang tua atau dokter
agar siswa tersebut mendapat penanganan yang lebih baik.
B. Latar
Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling Dalam Pendidikan
1.
Latar belakang sosial kultural
Perkembangan
dan perubahan sosial yang sangat cepat terjadi dalam kehidupan manusia yang
akan mengakibatkan bertambahnya jenis pekerjaan, pendidikan dan pola-pola yang
dituntut untuk mengisi kehidupan tersebut. Kegiaatan bimbingan dan konseling
sangat diperlukan sebagai sarana untuk memberikan pelayanan yang berhubungan
dengan pengembangan diri siswa maupun untuk anggota sekolah lainnya.
2.
Latar belakang pendidikan
a. Bidang
pengajaran dan kurikulum
Bertanggung jawab melaksanakan kegiatan
pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
sekaligus membentuk sikap-sikap yang diperlukan sebagai salah satu anggota
masyarakat.
b. Bidang
administrasi dan kepemimpinan
Menyangkut masalah administrasi dan
kepemimpinan tentang bagaimana mengefisiensikan pelaksanaan administrasi yang
mencakup perencanaan, organisasi, pembiayaan, pembagian tugas, personalia
perlengakapan dan pengawasan.
c. Bidang
pembinaan pribadi siswa
Bertanggung jawab memberikan pelayanan
siswa memperoleh kesejahteraan lahir dan bathin dalam proses pendidikan yang
ditempuhnya.
3.
Latar belakang psikologi
Masalah
psikologis siswa dapat berupa:
a. Masalah
perkembangan individu yang meliputi:
• Hasil proses belajar tergantung pada tingkat
kematangan yang dicapai
• Tempo perkembangan berlangsung cepat
pada tahun pertama
• Setiap individu memiliki tempo dan irama
perkembangan masing-masing
• Pembawaan dan lingkungan sama-sama
berpengaruh
• Perkembangan dapat mengalami kemunduran
dan dapat pula dipercepat
• Perkembangan menuju ke arah integrasi
b. Masalah
perbedaan individu
Perbedaan siswa baik secara bawaan dan
lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan siswa tersebut meskipun mendapatkan
perlakuan yang sama sehingga diperlukan bimbingan tertentu yang sesuai masalah
yang dihadapi oleh siswa.
c. Masalah
penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku
Kebutuhan individu dalam usaha
menyesuaikan diri yang akan berdampak pada tingkah laku siswa tersebut dan
dibutuhkan bimbingan dan konseling dalam proses penyesuaian diri individu.
d. Masalah
belajar
Adanya faktor internal dan eksternal
yang dapat menimbulkan masalah belajar bagi siswa.
C. Tujuan Bimbingan Dan Konseling
Secara
umum tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu dalam
mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif, dan produktif di
masyarakat hidup bersama dengan individu lain serta harmoni antara cita-cita
dengan kemauan yang ada.
Adapun
tujuan bimbingan dan konseling disekolah ditujukan untuk kepentingan sekolah,
siswa, guru, orang tua siswa.
1.
Bimbingan dan konseling untuk kepentingan sekolah:
a.
Menyusun dan menyesuaikan data tentang siswa
b.
Sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat
c.
Mengadakan penelitian tentang siswa dan latar belakang siswa
d.
Menyelenggarakan program tes
e.
Membantu menyelenggarakan program penataran bagi guru dan staf lainnya
f.
Menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi siswa yang sudah tamat (tambahan keterampilan)
2.
Bimbingan dan konseling untuk siswa:
a.
Membantu siswa mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya
b.
Membantu sosialisasi dan sensitifikasi siswa terhadap kebutuhannya
c.
Membantu siswa untuk mengembangkan motif dan motivasi belajar
d.
Memberikan dorongan dalam mengarahkan diri, pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan
dalam pendidikan
e.
Mengembangkan sikap dan di nilai secara menyeluruh serta puas dengan keadaan
hidup
f.
Membantu siswa dalam memahami tingkah laku manusia
g.
Membantu siswa dalam memperoleh kkepuasan diri
h.
Membantu siswa untuk seimbang dalam aspek jasmani, rohani, emosi dan sosial
i.
Membantu siswa mendapat kesempatan dalam mengembangkan potensinya dilingkungan
dan masyarakat
3.
Bimbingan dan konseling untuk guru:
a.
Membantu guru dalam keseluruhan program pendidikan
b.
Membantu guru dalam usaha memahami perbedaan individu siswa
c.
Merangsang dan mendorong penggunaan prosedur dan teknik bimbingan
d.
Membantu dan mengenalkan pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan program
pendidikan
e.
Membantu guru dalam berkomunikasi dengan siswa
4.
Bimbingan dan konseling untuk orang tua siswa:
a.
Membantu orang tua dalam menghadapi masalah hubungan antara siswa dengan keluarga
b.
Membantu dalam memperoleh pengertian tentang masalah siswa serta bantuan yang
dapat diberikan
c.
Membina hubungan baik antara keluarga dan sekolah
d.
Membantu memberikan pengertian terhadap orang tua tentang program pendidikan
pada umumnya.
D. Fungsi
Bimbingan Dan Konseling
Menurut
Prayitno, 1994 bimbingan dan konseling memiliki fungsi:
1.
Fungsi pemahaman
Memahami
siswa dan permsalahannya akan memungkinkan adanya jalan keluar dari masalah
tersebut. Sehingga diharapkan siswa terlepas dari permasalahan yang dialaminya.
2.
Fungsi pencegahan
Untuk
mencegah dan paling tidak memperkecil akibat yang akan timbul dari massalah
siswa.
3.
Fungsi pemeliharaan
Memberikan
pemeliharaan terhadap potensi dan kekuatan yang ada pada individu agar tidak
terbuang sia-sia dan mengurangi kekurangan dari individu secara sedikit demi
sedikit.
4.
Fungsi pengembangan
Membantu
untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, sehingga individu/siswa
dapat puas dan bahagia dalam hidupnya.
5.
Fungsi pengentasan
Usaha
untuk memecahkan masalah siswa sehingga siswa dapat terentaskan dari masalah
tersebut dan memperoleh kebahagiaan hidupnya.
E. Prinsip-Prinsip
Bimbingan Dan Konseling
Rochman (1986) menulis beberapa prinsip bimbingan
yaitu:
1.
Prinsip-prinsip umum
a.
Sikap dan tingkah laku individu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang
unik dan ruwet
b.
Pengenalan dan pemahaman tentang perbedaan individu merupakan sauatu keharusan
c.
Bimbingan diusahakan untuk dapat mengarahkan individu untuk dapat menolong diri
sendiri
d.
Bimbingan berpusat pada individu siswa
e.
Masalah yang tak dapat diselesaikan oleh guru pembimbing harus dilakukan
tindakan reveral (alih tangan)
f.
Bimbingan dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan siswa
g.
Bimbingan harus fleksibel
h.
Program bimbingan harus selaras dengan program sekolah
i.
Pelaksanaan bimbingan harus dilaksanakan di bawah koordinator guru pembimbing yang
berkualifikasi pendidikan sarjana bimbingan dan konseling
j.
Penilaian terhadap kegiatan harus senantiasa secara kontinyu
2.
Prinsip khusus yang berhubungan dengan siswa
a.
Pelayanan ditujukan untuk seluruh siswa
b.
Ada kriteria tertentu untuk menentukan prioritas
c.
Program bimbingan harus berpusat pada siswa
d.
Pelayanan memenuhi kebutuhan individu siswa yang berbeda
e.
Keputusan akhir terletak pada individu siswa
f.
Siswa yang telah mendapatkan pelayanan harus secara berangsur-angsur dapat
menolong diri-sendiri
3. Prinsip yang berhubungan dengan guru
pembimbing
a. Guru pembimbing harus mampu
melakukan tujuan sesuai dengan kemampuannya.
b.
Guru pembimbing hendaklah dipilih atas dasar kualifikasi pendidikan,
kepribadian, pengalaman dan kemampuan
c.
Guru pembimbing harus dapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta
keahliannya melalui latihan dan penataran
d.
Guru pembimbing hendaknya selalu menggunakan informasi yang tersedia mengenai
diri individu yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan untuk membantu
individu ke arah penyesuaian diri
e.
Guru pembimbing harus menghormati dan menjaga kerahasiaan individu yang
dibimbingnya
f.
Fakta-fakta yang berhubungan dengan lingkungan individu harus diperhitungkan
dalam memberikan bimbingan kepada individu yang bersangkutan
g.
Guru pembimbing hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat
dalam melakukan tugas
h.
Guru pembimbing hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian
dalam minat, kemampuan dan hasil belajar individu untuk kepentingan
perkembangannya
4. Prinsip-prinsip yang berhubungan
dengan organisasi dan administrasi bimbingan
a.
Bimbingan dilakukan secara kontinyu
b.
Tersedianya kartu pelayanan pribadi
c.
Program disesuaikan dengan program sekolah
d.
Adanya pembagian waktu untuk para guru pembimbing
e.
Pelaksanaan dapat dilakukan secara individu atau kelompok
f.
Sekolah harus dapat bekerjasama dengan lembaga di luar sekolah
g.
Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan program
F. Azas-Azas
Bimbingan Dan Konseling
Azas-azas
bimbingan dan konseling menurut Prayitno (1987) adalah:
1. Azas
kerahasiaan
Kegiatan
bimbingan dan konseling adalah melayani individu yang bermasalah. Seyogyanya
guru pembimbing memegang azas kerahasiaan karena sebagian orang masih
menganggap masalah sama dengan aib sehingga harus dirahasiakan.
2. Azas
kesukarelaan
Setiap
siswa yang melakukan bimbingan dan konseling harus dilandasi dengan rasa
sukarela dan tidak ada paksaan. Sehingga akan dengan mudah menemukan solusi
dari masalahnya
3.
Azas keterbukaan
Masing-masing
individu (guru dan siswa asuhnya) harus saling membuka diri untuk kepentingan
pemecahan masalah.
4.
Azas kemandirian
Merupakan
tujuan akhir dari proses bimbingan dan konseling yang dilakukan yaitu agar
siswa dapat hidup mandiri tanpa tergantung dengan orang lain.
5.
Azas kegiatan
Menanamkan
paham bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan dalam mencapai
suatu tujuan (kebahagiaan hidup dan kemandirian).
6.
Azas kedinamisan
Memahami
bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya untuk mengubah tingkah laku
(baik) dan melakukan pembaharua hidup untuk menjadi lebih baik dan maju.
7.
Azas keterpaduan
Berusaha
memadukan antara isi dan proses bimbingan dan konseling dengan aspek yang lain
sehingga tidak membingungkan siswa.
8.
Azas kenormatifan
Selalu
mempertimbangkan norma-norma yang berlaku di masyarakat dalam melakukan
bimbingan dan konseling.
9.
Azas keahlian
Melakukan
bimbingan dan konseling harus teratur, sistematik dan mempergunakan teknik
serta alat yang teruji ilmiah.
10.
Azas alih tangan
Melakukan
bimbingan dan konseling hendaknya sesuai dengan keahliannya. Apabila guru
pembimbing tidak menguasai permasalahan hendaknya dialihkan kepada ahlinya,
seperti dokter, polisi atau ahli agama.
11.
Azas tut wuri handayani
Tuntutan
agar bimbingan dan konseling selalu terintegrasi secara terus menerus antara
guru dan murid meskipun tidak ada masalah. Diharapkan agar hubungan antara guru
dan siswa selalu harmonis.
G. Kode
Etik BK
Untuk
menyatakan pandangan tentang kode etik jabatan, berikut ini dikemukakan suatu
rumusan dari Winkel (1992): “Kode etik jabatan ialah pola
ketentuan/aturan/tatacara yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan
aktivitas suatu profesi.”
Sehubungan
dengan itu, Bimo Walgito (1980) mengemukakan berapa butir rumusankode etik
bimbingan dan konseling sebagai berikut:
1.Pembimbing
atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingandan penyuluhan
harus memegang teguh Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
2.Pembimbing
harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasilyang
sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atauwewenangnya. Karena
itu, pembimbing jangan sampai mencampuri wewenangserta tanggun jawab yang bukan
wewenang serta tanggung jawabnya.Seorang pembimbing harus :
a.Dapat
memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
b.Menunjukkan
sikap hormat kepada klien.
c.Menunjukkan
penghargaan yang sama kepada bermacam-macam klien.
d.Meminta
bantuan ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau diluarkeahliannya ataupun
di luar keahlian stafnya yang diperlukan dalammelaksanakan bimbingan dan konseling.
e.Pembimbing
harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yangmemerlukan
pengabdian penuh.
Kode
Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia Merupakan landasan moraldan pedoman
tingkah laku profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dandiamankan oleh
setiap profesional Bimbingan dan Konseling Indonesia
Landasan
Kode Etik:
1.
Pancasila, mengingat profesi bimbingan
dan konseling merupakanusaha pelayanan terhadap sesama manusia dalam rangka
ikut membinawarga negara Indonesia yang bertanggung jawab.
2.
Tuntutan profesi, yang mengacu pada
kebutuhan dan kebahagiaanklien sesuai denagn norma-norma yang berlaku
Kualifikasi Dan
Kegiatan Profesional Konselor:
1. Memiliki
nilai, sikap, ketrampilan, pengetahuan dan wawasan dalam bidangprofesi
bimbingan dan konseling:
a.
Konselor wajib terus-menerus berusaha
mengembangkan danmenguasai dirinya
b.
Konselor wajib memperlihatkan
sifat-sifat sederhana, rendah hati,sabar, menepati janji, dapat dipercaya,
jujur, tertib dan hormat
c.
Konselor wajib memeiliki rasa tanggung
jawab terhadap saranataupun peringatan yang diberikan kepadanya, khususnya
dari rekanseprofesi yang berhubungan dgn pelaksanaan ketentuan tingkah
lakuprofessional
d.
Konselor wajib mengusahakan mutu kerja
yang tinggi dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi termasuk
material, finansial danpopularitas
e.
Konselor wajib trampil dlm menggunakan
tekhnik dan prosedurkhusus dgn wawasan luas dan kaidah-kaidah ilmiah
2. Memperoleh
pengakuan atas kemampuan dan kewenangan sebagaikonselor.
3. Pengakuan
Keahlian - Kewenangan oleh organisasi profesi atas dasarwewenang yg diberikan
kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar