A. JENIS-JENIS MASALAH BELAJAR
Diantara banyak siswa
di sekolah ada siswa yang berprestasi, namun banyak pula yang dijumpai siswa
yang gagal. Secara umum, siswa-siswa yang mengalami nilai dan angka rapor
banyak rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya dapat
dianggap sebagai siswa yang mengalami masalah belajar.Seseorang siswa dapat
diduga mengalami kesulitan belajar, kalau yang bersangkutan tidak berhasil
mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu. Masalah belajar meliputi
banyak aspek, Prayitno (Herman dkk, 2006:149-150) mengemukakan masalah belajar
sebagai berikut :
1.
Keterampilan Akademik
Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki
intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara
optimal.
2.
Keterampilan dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau
lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajar yang amat tinggi.
3.
Sangat Lambat dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki akademik
yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau
pengajaran khusus.
4.
Kurang Motivasi dalam Belajar
Keadaan siswa yang kurang bersemangat
dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
5.
Bersikap dan Berkebiasaan Buruk dalam
Belajar
Kondisi siswa yang kegiatan atau
perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti
suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya
untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.
B. FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA MASALAH
BELAJAR
1.
Faktor yang Bersumber dari Diri Pribadi
(Internal)
Faktor yang bersumber dari diri pribadi
sendiri yaitu :
Faktor Psikologis
Ø
Intelegensi
Siswa yang mempunyai
intelegensi tinggi akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan
guru atau lebih berhasil dibandingkan dengan siswa-siswa yang berintelegensi
rendah.
Ø
Bakat
Apabila bahan yang
dipelajari oleh siswa tidak sesuai dengan bakatnya maka siswa akan mengalami
kesulitan dalam belajar.
Ø
Motivasi
Prestasi belajar siswa
bisa menurun apabila siswa tersebut tidak mempunyai motivasi dalam belajar.
b. Faktor Fisiologis
Gangguan-gangguan fisik dapat berupa
gangguan pada alat-alat penglihatan dan pendengaran yang dapat menimbulkan
kesulitan belajar. Seperti gangguan visual yang sering disertai dengan gejala
pusing, mual, sakit kepala, malas, dan kehilangan konsentrasi pada pelajaran.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor yang Bersumber dari Lingkungan
Sekolah :
ü Metode mengajar
Apabila guru menggunakan metode yang
sama untuk semua bidang studi dan pada setiap pertemuan akan membosankan siswa
dalam belajar.
ü Hubungan guru dengan guru, guru dengan
siswa, dan siswa dengan siswa
Dalam proses pendidikan, antar guru, guru dengan siswa, dan antar siswa tidak terjalin hubungan yang baik dan harmonis untuk bekerja sama, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar. Karena antar personal sekolah akan saling menyebutkan kelemahan dari personal lain dan terjadinya persaingan yang kurang sehat.
ü Sarana dan prasarana
Dalam proses pendidikan, antar guru, guru dengan siswa, dan antar siswa tidak terjalin hubungan yang baik dan harmonis untuk bekerja sama, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar. Karena antar personal sekolah akan saling menyebutkan kelemahan dari personal lain dan terjadinya persaingan yang kurang sehat.
ü Sarana dan prasarana
Alat-alat belajar yang kurang atau tidak
lengkap, buku-buku sumber yang diperlukan sulit didapatkan, ruang kelas, ruang
kelas tidak mencukupi syarat seperti terlalu panas, pengap, dan ruang kecil
yang tidak sesuai dengan jumlah siswa.
b. Faktor Keluarga
• Keadaan ekonomi keluarga
Apabila anak hidup dalam keluarga yang
miskin dan harus bekerja membantu mencari tambahan ekonomi keluarga akan
menimbulkan kesulitan bagi anak, mungkin akan terlambat datang, tidak dapat
membeli peralatan sekolah yang dibutuhkan, tidak dapat memusatkan perhatian karena
sudah lelah dan sebagainya.
• Hubungan antar sesama anggota keluarga
Apabila hubungan antar keluarga tidak
harmonis, seperti orang tua sering bertengkar, orang tua otoriter, peraturan
yang ketat, dan sebagainya, maka anak tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar.
• Tuntutan orang tua
Tuntutan orang tua dapat menimbulkan
kesulitan belajar bagi anak apabila tuntutan itu tidak sesuai dengan kemampuan,
minat, dan bakat anak.
c.
Faktor Lingkungan Masyarakat
Faktor yang bersumber
dari lingkungan masyarakat yang dapat menimbulkan kesulitan belajar adalah
media cetak, komik, buku-buku pornografi, media elektronik, TV, VCD, video,
play station, dan sebagainya.
C. CARA PENGUNGKAPAN MASALAH BELAJAR
Menurut Prayitno (Herman dkk,
2006:155-156) siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui prosedur
pengungkapan, yaitu :
1.
Tes Hasil Belajar
Tes
hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana
siswa telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.
Tes Kemampuan Dasar
Setiap
siswa memiliki kemampuan dasar atau intelegensi tertentu. Tingkat kemampuan
dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan mengadministrasikan tes
intelegensi yang sudah baku.
3.
Melalui Pengisian AUM PTSDL
AUM
PTSDL adalah alat ungkap untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai aspek yang
dapat mempengaruhi proses keberhasilan belajar, khususnya yang menyangkut
prasyarat penguasaan materi pelajaran, keterampilan belajar, sarana belajar,
keadaan diri pribadi, dan keadaan lingkungan fisik dan sosio-emosional.
4.
Tes Diagnostik
Tes
ini merupakan instrument untuk mengungkapkan adanya kesalahan yang dialami oleh
siswa dalam bidang pelajaran tertentu. Dengan tes diagnostik sebenarnya
sekaligus dapat diketahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam bidang studi
tertentu.
5.
Analisis Hasil Belajar
Analisis
hasil belajar merupakan suatu komponen dalam sistem proses belajar mengajar
yang terdiri dari kurikulum, materi pelajaran, metode mengajar dan analisis itu
sendiri, serta memberikan informasi mengenai tingkat pencapaian keberhasilan
siswa.
D. UPAYA PENGENTASAN MASALAH BELAJAR
Murid yang mengalami
masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut
nantinya dan siswa yang mengalami masalah belajar ini dapat berkembang secara
optimal.
Menurut Prayitno
(Herman dkk, 2006:159-160) masalah belajar siswa dapat dientaskan melalui :
1.
Pengajaran Perbaikan
Pengajaran
perbaikan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau
sekelompok siswa yang mengalami masalah-masalah belajar dengan maksud untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar siswa.
2.
Program Pengayaan
Kegiatan
pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau
beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.
3.
Peningkatan Motivasi Belajar
Guru
bidang studi, guru pembimbing, dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu
siswa meningkatkan motivasi dalam belajar. Salah satunya dengan cara
menyesuaikan pengajaran dengan bakat, minat, dan kemampuan.
4.
Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar
yang Baik
Setiap
siswa diiharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif karena
prestasi belajar yang baik diperoleh melalui usaha atau kerja keras.
5.
Layanan Konseling Individual
Dalam hubungan tatap
muka antara konselor dengan klien (siswa) pada kegiatan konseling diupayakan
adanya pengentasan masalah-masalah klien yang telah disampaikan pada konselor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar