Pengertian Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang
memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen.
Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah: Gangguan
pendengaran sangat ringan(27-40dB), Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),
Gangguan pendengaran sedang(56-70dB), Gangguan pendengaran berat(71-90dB),
Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB). Karena memiliki hambatan dalam
pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga
mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan
bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional
sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini
dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara
berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh.
Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam konsep.
Klasifikasi Ketunarunguan
Pada umumnya
klasifikasi anak tunarungu dibagi atas dua golongan atau kelompok besar yaitu
tuli dan kurang dengar.
Orang tuli adalah seseorang yang
mengalami kehilangan kemampuan mendengar sehingga membuat proses informasi
bahasa melalui pendengaran, baik itu memaki atau tidak memakai alat dengar.
Kurang dengar adalah
seseorang yang mengalami kehilangan sebagian kemampuan mendengar, akan tetapi
ia masih mempunyai sisa pendengaran dan pemakaian alat Bantu dengar
memungkinkan keberhasilan serta membantu proses informasi bahasa melalui
pendengaran.
Klasifikasi anak tunarung menurut Samuel
A. Kirk :
0 db :
Menunjukan pendengaran yang optimal
0 – 26 db :
Menunjukan seseorang masih mempunyai
pendengaran yang optimal
27 – 40 db :
Mempunyai kesulitan mendengar bunyi –
bunyi yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan
memerlukan terapi bicara .
( tergolong tunarungu ringan )
41 – 55 db :
Mengerti bahasa percakapan, tidak dapat
mengikuti diskusi kelas, membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara
( tergolong tunarungu sedang )
56 – 70 db :
Hanya bisa mendengar suara dari jarak
yang dekat, masih punya sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan
menggunakan alat Bantu dengar serta dengan cara yang khusus
(tergolong tunarungu berat )
71 – 90 db :
Hanya bisa mendengar bunyi yang sangat
dekat, kadang – kadang dianggap tuli, membutuhkan pendidikan khusus yang
intensif, membutuhkan alat Bantu dengar dan latihan bicara secara khusu
( tergolong tunarungu berat )
91 db :
Mungkin sadar akan adanya bunyi atau
suara dan getaran, banyak bergantung pada penglihatan dari pada pendengaran
untuki proses menerima informasi dan yang bersangkutan diangap tuli ( tergolong
tunarungu berat sekali ).
Karakteristik Tunarungu
Karakteristik
Tunarungu dalam segi emosi dan social:
1. Egosentrisme yang melebihi anak normal.
2. Mempunyai perasaan takut akan
lingkungan yang lebih luas.
3. Ketergantungan terhadap orang lain
4. Perhatian mereka lebih sukar
dialihkan.
5. Mereka umumnya memiliki sifat yang
polos, sederhana dan tanpa banyak masalah.
6. Mereka lebih mudah marah dan cepat tersinggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar