A. Perkembangan
Kemampuan Menulis
Secara
umum anak sudah melakukan kegiatan menulis sebelum ia masuk sekolah atau
sebelum ia menerima pembelajaran menuis secara formal di sekolah. Hal ini dapat
dilihat pada waktu anak melihat alat tulis, secara spontan ia akan menggunakan
alat tulis tersebut untuk menulis walaupun yang dibuat anak hanya merupakan
coretan yang tidak jelas atau coretan benang kusut. Sejumlah peneliti sudah
memberikan uraian berkaitan dengan perkembangan menulis anak pada usia dini,
bahwa perkembangan kemampuan menulis terbagi ke dalam beberapa tahap, akan
tetapi, tahap-tahapan tersebut tidak dapat dipisahkan secara tegas karena
bersifat saling bersentuhan. Tahapan kemampuan menulis anak adalah sebagai
berikut:
1.
Tahap
mencoret, usia 2,5-3 tahun. Pada tahap ini, kegiatan menulis yang dilakukan
anak hanya berbentuk coretan yang tidakmemiliki bentuk hanya menyerupai tarikan
garis ke atas dan ke bawah.
2.
Tahap
menulis melalui gambar, usia 3-3,5 tahun. Pada masa ini, kegiatan menulis yang
dilakukan anak melalui kegiatan menggambar. Hal ini disebabkan karena anak
menganggap kegiatan menggambar sama dengan kegiatan menulis dan anak menganggap
bahwa dengan membuat gambar berarti ia telah menuliskan pesannya kepada orang
lain.
3.
Tahap
mnulis melalui membentuk gambar seperti huruf, usia 4 tahun. Pada tahap ini,
secara sepintas apa yang digambar anak mnyerupai benty suatu huruf. Akan
tetapi, apabila diperhatikan lebih cermat maka yang dibuat anak bukannya hruf
akan tetapi suatu kreasi atau gambar.
4.
Tahap
menulis dengan membuat huruf yang telah dipelajari, usia 4 tahun. Pada masa
ini, anak mulai menuliskan huruf-huruf yang dipelajarinya sesuai dengan
urutannya, seperti menuliskan huruf-huruf yang membentuk namanya.
5.
Tahap
menulis melalui kegiatan menemukan ejaan, usia 4-5 tahun. Pada tahap ini, anak
berusaha menemukan ejaan dan membuat kata dari huruf-huruf yang diejanya.
Kegiatan ini dilanjutkan anak dengan kegiatan menulis, yaitu menuliskan huruf
yang diejanya menjadi berbagai kata yang diinginkan anak.
6.
Tahap
menulis melalui mengeja, usia diatas 5 tahun. Pada masa ini kemampuan menulis
anak sudah sama dengan kemampuan menulis orang dewasa.
B. Faktor
Penyebab Kesulitan Menulis
1. Kesulitan dalam Motorik Halus
Kesulitan
dalam bidang motorik halus (fine motor problems) menyebabkan anak tidak dapat
menulis dengan benar karena huruf-huruf yang ditulisnya tidak jelas, walaupun
anak dapat mengeja huruf dengan baik. Kesulitan dalam bidang ini menyebabkan
anak: (1) lambat dalam menulis, (2) menulis huruf atau angka dengan kemiringan
yang beragam, (3) tulisan terlalu tebal karena terlalu ditekan atau terlalu
tipis karena tekanan tangan pada waktu menulis sangat sedikit.
2. Kesulitan Persepsi Visual-Motor
Kesulitan
dalam bidang persepsi visual-motor menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam
menulis seperti: (1) tulisan keluar, kebawah atau ke atas garis, (2) menulis
dengan huruf yang terbalik seperti huruf b di tulis d, huruf m ditulis w, angka
6 ditulis 9.
3. Kesulitan Visual Memory (Visual
Memory Problems)
Kesulitan
dalam bidang visual memory menyebabkan anak sukar untuk mengingat bentuk huruf
yang anak menjadi bahan tulisannya. Hal ini menyababkan anak menjadi lambat
dalam melakukan aktivitas menulis.
C. Asesmen
Kesulitan Menulis
Asesmen Formal
Berbagai jenis asesmen formal
yang berkaitan dengan kemampuan menulis telah dikembangakn oleh para ahli
terkait. Hasil yang diperoleh dari asesmen tesebut dpat digunakan untuk
menentukan apakah anak mengalami kesulitan menulis atau tidak. Berbagai alat
asesmen terhadap kemampuan menulis dijelaskan pada bagian berikut ini.
1.
Basic
School Standard Skill
Alat asesmen ini mengukur
kemampuan menulis yang meliputi 9 tugas dalam menulis, yaitu:
·
Menulis
dari kiri ke kanan
·
Menggenggam
pensil
·
Menulis
nama panggilan
·
Menulis
huruf sesuai yang diperintahkan
·
Menjiplak
kata
·
Menyalin
tulisan di papan tulis ke atas kertas
·
Menjaga
tulisan tetap dalam garis
·
Menulis nama lengkap
2. Zanner-Bloser Evaluation Scales
Alat ini ditujukan untuk menilai
kemampuan menulis dalam tulisan cetak para siswa kelas 1 dan kelas 2 sekolah
dasar dan tulisan miring untuk siswa kelas 2 sampai siswa kelas 8. Dalam
prosedur pelaksanaanya, guru menuliskan kata atau kalimat dan anak menyalin
tulisan. Selanjutnya guru membandingkan tulisan aanak dengan kriteria yang
sudah ditentukan. Kriteria ini ditentukan berdasarkan 6 aspek: formasi huruf,
kerapian tulisan secara horizontal, kerapian dan kemiringan huruf, spasi,
ketepatan bentuk huruf dan proporsi dan kualitas garis tulisan.
3.
Test
of Written Language
Tes ini diperuntukkan pada siswa
kelas 3 sampai kelas 8. Kuaitas tulisan anak di skor dengan 0-10. Aspek yang
paling dinilai dalam tulisan adalah ketepatan bentuk huruf yang ditulis anak.
Dalam prosedur pelaksanaanya, anak diminta menulis secara spontan dan hasil tulisannya
dicocokan dengan kriteria kejelasan huruf (legibility).
Asesmen Informal
Asesmen secara informal
terhadap kemampuan menulis dapat diakukan oleh guru. Asesmen ini dapat
dilakukan dengan mengamati anak pada waktu menulis. Pertanyaan yg diajukan pada
waktu mengamati anak menulis adalah sebagai berikut:
·
Apakah
anak memegang pensil dalam posisi yang benar dan memudahkan anak untuk menulis
?
·
Apakah
posisi kertas yang akan ditulis anak berada pada posisi yang tepat ?
·
Apakah
anak duduk dalam posisi yang benar dan cocok untuk melakukan kegiatan menulis ?
·
Apakah
anak meletakkan kepalanya teralu dekat atau terlalu jauh dari krtas yang akan
ditulisnya ?
·
Apakah
anak terlihat cemas pada waktu menulis ?
·
Apakah
anak memperlihatkan perilaku negatif pada waktu menulis, misalnya bosan atau
mengganggu temannya ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar