- Faktor Pranatal
Perkembangan
pranatal umumnya dibagi ke dalam tiga periode utama yaitu germinal, emrionis,
dan fetal (Santrock, h. 104, 2002). Periode awal atau germinal ialah periode
perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada dua minggu pertama setelah
pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan
melekatnya zigot ke dinding kandungan (implantation).
Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam (blastocyst) dan lapisan luar (trophoblat)
organisme terbentuk. Implantasi terjadi kira-kira sepuluh hari setelah
pemuahan.
Periode
embrionis ialah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 hingga 8
minggu setelah pembuahan. Selama periode ini angka pemisahan sel meningkat,
sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ-organ mulai nampak. Periode fetal
adalah periode perkembangan prakelahiran yang mulai 2 bulan setelah pembuahan
dan pada umumnya berlangsung selama 7 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan
melanjutkan rangkaian dramatisnya selama periode ini. Janin semakin aktif
menggerakkan tangan dan kakinya, memuka menutup mulutnya, dan menggerakkan
kepalanya. Pada periode ini janin juga sudah dapat diidentifikasi jenis
kelaminnya.
- Faktor Genetis
a.
Phenilketonuria(PKU) adalah suatu kelainan genetik yang
menyebabkan individu tidak dapat secara sempurna memetabolismekan protein. PKU
dewasa ini mudah dideteksi, tetapi kalau tetap tidak tersembuhkan, dapat
menyebabkan keterelakangan mental dan hiperaktif. Kelainan dapat disembuhkan
dengan diet utnuk menjaga zat racun yang masuk ke dalam sistem syaraf. PKU meliatkan suatu gen resesif dan
terjadi kira-kira sekali setiap 10.000 hingga 20.000 kelahiran hidup. PKU
menyebabkan kira-kira 1 persen orang mengalami keterelakangan mental.
b.Down
syndrome, merupakan
bentuk keterbelakangan mental yang secara genetis paling umum diturunkan,
disebabkan oleh kromosom tambahan (ke 47). Penderita Down syndrome memiliki wajah yang bundar, tengkorak rata, lipatan
kulit tambahan sepanjang kelopak mata, lidah yang menonjol keluar, tungkai dan
lengan yang pendek, dan keterbelakangan kemampuan motorik dan mental. Ada
kemungkinan kesehatan sperma lelaki atu sel telur perempuan terlibat. Perempuan
usia antara 18 hingga 38 tahun kemungkinannya kecil melahirkan anak yang
menderita Down syndrome dibandingkan
dengan perempuan yang usianya leih muda atau leih tua.
c.
Anemia
sel sabit merupakan kelainan genetis yang mempengaruhi sel darah merah. Sel
darah merah baisanya berbentuk seprti cakram atau piringan hitam, tetpi pada
anemia sel sabit, suatu perubahan dalam gen resesif mengubah bentuknya menjadi
sabit yang berbentuk kail. Sel-sel ini mati dengan cepat, yang menyebabkan
kekurangan darah dan kematian individu secara dini karena kegagalannya
mengangkut oksigen ke dalam darah.
d.Klifelter
syndrome, kelainan
genetis di mana laki-laki memiliki kromosom X ekstra atau tambahan, yang
menyebabkan susunan kromosomnya menjadi XXY. Buah pelir laki-laki yang mengidap
kelainan ini tidak berkembang, dan biasanya mereka memiliki buah dada yang
besar dan menjadi tinggi.
e.Turner
syndrome, ialah suatu
kelainan genetis di mana perempuan kehilangan sati kromosom X, yang menyebabkan
susunan kromosomnya menjadi XO. Perempuan ini pada umumnya pendek dan kekar.
Mereka mengalami keterbelakangan mental dan tidak berkembang secara seksual.
f.
XYY syndrome, ialah suatu kelainan genetis di mana laki-laki
memiliki satu kromosom Y ekstra. Ada keyakinan bahwa kromosom Y yang ditemukan
pada laki-laki menyumbang bagi sifat agresif dan kekerasan. Akan tetapi tidak
terbukti bahwa laki-laki XYY tidak lebih berkecenderungan melibatkan diri dalam
kejahatan dibanding laki-laki XY.
- Faktor Lingkungan
a.
Teratogen,
ialah setiap unsur yang menyebabkan adanya suatu kelainan kelahiran. Kepekaan
terhadap teratogen mulai sekitar 3 minggu setelah pembuahan. Setelah
organogenesis lengkap, teratogen tidak menyebabkan kelainan antomis. Apabila
beraksi selama periode fetal, dampak yang terjadi cenderung menghambat
pertumubuhan atau menyebabkan masalah fungsi organ.
b.Penyakit dan kondisi ibu. Penyakit dan
infeksi dapat kerusakan selama proses kelahiran itu sendiri. Rubella adalah
suatu penyakit ibu yang dapat merusak perkembangan prakelahiran. Mengakibatkan
keterbelakangan mental, kebutaan, ketulian, dan kelainan jantung. Sifilis,
lebih berbahaya dalam perkembangan prakelahiran-4 bulan atau lebih setelah
pembuahan. Sifilis dapat merusak organ setelah organ terbentuk, ketika sifilis
muncul saat kelahiran, masalah lain yang melibatkan sistem syaraf pusat dan
sistem pencernaan dapat terjadi. Ibu yang menderita AIDS dapat menginfeksi
anaknya : (1) selama kehamilan, melalui ari-ari (2) selama melahirkan melalui
kontak dengan darah atau cairan ibu dan (3)setelah melahirkan, melalui air
susu.
c.
Usia
ibu. Dua periode penting untuk diperhatikan adalah usia remaja dan 30-an ke
atas. Bayi yang dilahirkan oleh remaja sering prematur. Bayi yang mengalami
sindrom Down jrang dilahirkan oleh ibu yang berusia 30 tahun, akan tetapi
resiko menjadi bertambah setelah ibu mencapai 30 tahun.
d.Gizi. Fetus yang sedang berkembang sangat
bergantung kepada ibunya untuk gizi, yang berasal dari darah ibu. Status gizi
tidk ditentukan oleh jenis makanan tertentu, gizi ibu bahkan mempengaruhi
kemampuannya untuk bereproduksi. Dalam keadaan kekurangan gizi yang ekstrim,
perempuan berhenti haid, dengan demikian menghambat pembuahan, dan anak-anak
yang dilahirkan oleh iu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
e.Keadaan dan Ketengangan emosional. Ketika
seorang perempuan hamil mengalami ketkutan, kecemasan, dan emosi lain yang
mendalam, terjadi perubahan psikologis antara lain meningkatnya pernafasan dans
ekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin seagai tanggapan
terhadap ketakutan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan dapat
membuat janin kekurangan udara. Ibu yang sangat bingung secara emosional
mungkin mengalami kontraksi yang tidak teratur dan tugas yang lebih sulit, yang
dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pemasokan udara kepada bayi atau
cenderung menghsilkan ketidakteraturan selama melahirkan.
f.
Obat-obatan.
Sejumlah bayi lahir cacat karena obat yang dikonsumsi ibunya merusak janin yang
sedang berkembang. Thalidomide, obat
penenag, bila dikonsumsi pada hari ke 26 akan membuat lengan janin mungkin
tidak tumbuh. Sindrom alkohol janin, ialah sekelompok keabnormalan yang tampak
pada anak dari ibu yang banyak meminum alkohol selama kehamilan. Keabnormalan
tersebut meliputi cacat wajah, tungkai, jantung, inteligensi di bawah
rata-rata, dan beberapa keterbelakangan mental. Masalah pernafasan dan sindrom
kematian bayi yang tiba-tiba banyak ditemukan di kalangan ibu yang merokok
selama kehamilan. Bayi kecil dari dari ibu yang kecanduan heroin mengalami
kecanduan juga dan memperlihatkan karakteristik orang-orang yang mengalami
kecanduan seperti gemetar, mudah sakit, tangis yang tidak normal, gangguan
tidur, dan rusaknya kendali gerak. Bayi yang dilahirkan oleh penyalahguna
kokain mengalami penurunan berat dan panjang.
g.
Bahaya
linkungan. Radiasi, zat
kimia, dan resiko-resiko lain dlaam dunia industri modern kita dapat membahayakan
janin. Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen. Radiasi sinar X dapat mempengaruhi embrio dan
fetus yang sedang berkembang. Polutan lingkungan dan bahan-bahan beracun juga
merupakan sumber bahaya bagi anak-anak yang belum lahir. Di antara polutan dan
zat buang yang berbahaya adalah karbonmonooksida, merkuri, dan timbal. Timbal
mempengaruhi perkembangan mental anak. Radiasi elektromagnetis, khususnya
terminal layar video, menaikkan resiko keguguran. Toxoplasmosis, suatu infeksi
ringan yang menyebabkan gejala flu ringan atau suatu penyakit yang tidak jelas
pada orang dewasa, pada bayi menyebabkan kemungkinan kerusakan mata, kerusakan
otak, dan kelahiran prematur. Kucing merupakan pembawa toxoplasmosis yang
paling lazim, khususnya yang memakan daging mentah seperti tikus.
- Faktor Perinatal
Proses kelahiran
dapat terjadi tiga tahap. Bagi seorang perempuan yang baru memiliki anak
pertama, tahap pertama berlangsung kira-kira 12 hingga 24 jam. Pada tahap
pertama, kontraksi selama 15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir hingga
satu menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka. Pada
akhir tahap pertama, kontraksi menyebabkan leher rahim teruka hingga 4 inci.
Tahap kedua kelahiran mulai ketika kepala bayi mulai bergerak melalui leher rahim
dan saluran kehidupan. Tahap
ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tuuh ibu. Setelah kelahiran (afterbirth) ialah tahap ketiga, pada
waktu inilah ari-ari, tali pusat, dans elaput lain dilepaskan dan dibuang.
Komplikasi dalam melahirkan :
- Melahirkan terlalu cepat (precipitate delivery) ialah suatu
bentuk cara melahirkan yang berlangsung terlalu cepat. Melahirkan terlalu
cepat adalah suatu cara di mana bayi memerlukan waktu kurang dari 10 menit
untuk ”dipaksa keluar” melalui saluran kelahiran. Dapat mengganggu aliran
normal darah bayi dan tekanan pada kepal bayi dapat menyebabkan
pendarahan. Pada sisi lain, anoxia, tidak cukupnya pasokan udara, dapat
terjadi jika proses melahirkan berlangsung terlalu lama. Anoxia dapat
menyebabkan kerusakan otak. Asfiksia (Njiokiktjien, h. 8, 2003) dapat
menimulkan disfungsi plasenta dan prolem-problem dengan tali pusat, atau
pada pendarahan selama kelahiran yang lambat dan sulit akrena sebab apa
pun. Hipoglikemia postnatal, hipebilirubinemia atau kejang-kejang dapat
dapat dalam kombinasi atau tersendiri, menambah enselofati hingga menuju
ke gangguan-perkembangan psikomotorik.
- Sungsang (breech position) ialah posisi bayi di dalam peranakan yang
menyebabkan pantat merupakan bagian pertama yang muncul daru lubang
kemaluan. Kepala bayi yang sungsang masih di dalam peranakan ketika sisa
tubuhnya di luar, yang dapat menyebabkan masalah pernafasan.
- Pembedahan cesar (cesarean section) ialah pemindahan
bayi dari peranakan atau rahim lewat pembedahan. Dapat menyebabkan tingkat
infeksi tinggi pada ibu dan stress yang menyertai pembedahan.
Penggunaan
obat-obatan selama kelahiran anak bertujuan untuk menghilangkan sakit dan cemas
untuk mempercercepat melahirkan selama proses kelahiran. Oxytoxin, suatu hormon
yang merangsang dan mengatur irama kontraksi peranakan, telah digunakan sebagai
obat untuk mempercepat proses kelahiran, meningkatkan resiko mengalami penyakit
kuning dan diduga memiliki dampak panjang.
- Faktor Postnatal
Njiokiktjien
(h. 7-8, 2003) menambahkan selain faktor-faktor tersebut di atas ada faktor
postnatal yang menjadi penyebab gangguan perkembangan yang juga menjadi suatu
hambatan perkemangan, yaitu :
- Infeksi posnatal seperti
meningitis/ensefalitis, dehidrasi, penyakit vaskuler, kontusio serebri,
dan status eplieptikus.
- Penyakit degeneratif, penyakit
para-infeksiosia, dan penyakit-penyakit metabolisme yang terlihat
kemudian, juga yang disebabkan oleh penyimpangan gen-gen dan terlihat
sebagai regresi dalam perkembangan.
- Keterlambatan Perkembangan dan Developmental Disabbilities
Tidak ada komentar:
Posting Komentar