song

Rabu, 26 Maret 2014

PRINSIP-PRINSIP DASAR REHABILITAS


Rehabilitasi adalah proses perbaikan yang ditujukan pada penderita cacat agar mereka cakap berbuat untuk memiliki seopyimal mungkin kegunaan jasmani, rohani, sosial, pekerjaan dan ekonomi.
Sasaran rehabilitasi adalah individu sebagai suatu totalitas yang terdiri dari aspek jasmani, kejiwaan dan sebagai anggota masyarakat. Sasaran rehabilitasi cukup luas, karena tidak hanya terfokus pada penderita cacat saja, tetapi juga pada petugas-petugas panti rehabilitasi, orang tua dan keluarga, masyarakat, lembaga-lembaga pemerintah dan swasta serta organisasi sosial yang terkait.
Menurut Soewito dalam (Sri Widati, 1984:5) menyatakan bahwa : Rehabilitasi penderita cacat merupakan segala daya upaya, baik dalam bidang kesehatan, sosial, kejiwaan, pendidikan, ekonomi, maupun bidang lain yang dikoordinir menjadi continous process ,dan yang bertujuan untuk memulihkan tenaga penderita cacat baik jasmaniah maupun rohaniah, untuk menduduki kembali tempat di masyarakat sebagai anggota penuh yang swasembada, produktif yang berguna bagi masyarakat dan negara.
Prinsip dasar filosofi rehabilitasi menurut : Szymanski (2005) menyatakan bahwa prinsip dasar rehabilitasi adalah sebagai berikut :
1.      Setiap orang menganut nilai-nilainya sendiri dan itu harus dihormati.
2.      Setiap orang adalah anggota dari masyarakat, dan rehabilitasi seyogyanya  memupuk agar orang itu diterima sepenuhnya oleh masyarakatnya.
3.      Aset yang terdapat dalam diri individu harus ditekankan, didukung dan dikembangkan.
4.      Faktor-faktor realita seyogyanya ditekankan dalam membantu individu menghadapi lingkungannya.
5.      Perlakuan yang komprehensif harus melibatkan orang itu seutuhnya karena bidang-bidang kehidupan itu saling ketergantungan.
6.      Perlakuan seyogyanya bervariasi dan fleksibel sesuai dengan karakteristik dan pribadi orang.
7.       Rehabilitasi merupakan proses berkelanjutan selama masih dibutuhkan.
8.      Reaksi psikologis dan personal selalu ada dan sering kali sangat penting diperhatikan.

Fungsi rehabilitasi secara umum yaitu, rehabilitasi yang diberikan pada peserta didik berkelainan berfungsi untuk pencegahan, penyembuhan atau pemulihan dan pemeliharaan.
1.      Fungsi pencegahan ,melalui program dan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi peserta didik dapat menghindari hal-hal yang dapat menambah kecacatan yang lebih berat/lebih parah. Misalnya melalui terapi ,penyebaran kecacatan dapat dicegah dan dibatasi.
2.      Fungsi penyembuhan/pemulihan, melalui kegiatan rehabilitasi peserta didik dapat sembuh dari sakit, organ tubuh yang semula tidak kuat menjadi kuat, yang tadinya tidak berfungsi menjadi berfungsi, dsb. Dengan demikian fungsi penyembuhan dapat berarti pemulihan atau pengembalian atau penyegaran kembali.
3.      Fungsi pemeliharaan/penjagaan, bagi peserta didik yang pernah memperoleh layanan rehabilitasi tertentu diharapkan kondisi medik, sosial, dan keterampilan organ gerak/keterampilan vokasional tertentu yang sudah dimiliki dapat tetap terpelihara/tetap terjadi melalui kegiatan-kegiatan rehabilitasi yang dilakukan.
Ditinjau dari bidang pelayanan, rehabilitasi memiliki fungsi medik, sosial dan keterampilan :
1.      Fungsi medik, kegiatan rehabilitasi yang dilakukan oleh petugas rehabilitasi medik memiliki fungsi untuk mencegah penyakit, menyembukan dan meningkatkan serta memelihara status kesehatan individu/peserta didik.
2.      Fungsi sosial, peserta didik yang cacat pada umumnya memiliki masalah sosial, baik yang bersifat primer (misalnya : rendah diri, isolasi diri, dsb). Melalui upaya rehabilitasi dapat berfungsi memupuk kemampuan anak dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
3.      Fungsi keterampilan, melalui kegiatan rehabilitasi peserta didik akan memiliki dasar-dasar keterampilan kerja yang akan menjadi fondasi dalam memilih dan menekuni keterampilan profesional tertentu di masa depan.

A.    Prinsip-prinsip Dasar Rehabilitas Ditinjau Dari Tujuan
Sifat kegiatan yang dilakukan oleh petugas rehabilitasi adalah berupa bantuan, dengan pengertian setiap usaha rehabilitasi harus selalu berorientasi kepada pemberian kesempatan kepada peserta didik yang dibantu untuk mencoba melakukan dan memecahkan sendiri masalah-masalah yang disandangnya.
Arah tujuan rehabilitasi adalah refungsionalisasi dan pengembangan. Refungsionalisasi dimaksudkan bahwa rehabilitasi lebih diarahkan pada pengembalian fungsi dari peserta didik, sedangkan pengembangan diarahkan untuk menggali atau menemukan dan memanfaatkan kemampuan siswa yang masih ada serta potensi yang dimiliki untuk memenuhi fungsi diri dan fungsi sosial dimana ia berada.
Dalam undang-undang Nomor 4 tahun 1997 dijelaskan bahwa rehabilitasi diarahkan untuk memfungsikan kembali dan mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial penyandang cacat agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar sesuai dengan bakat,kemampuan, pendidikan dan pengalaman. Tujuan utama rehabilitasi adalah membantu mencapai kemandirian optimal secara fisik, mental, sosial, vokasional dan ekonomi sesuai dengan kemampuannya. Jadi tujuan rehabilitasi adalah terwujudnya anak atau peserta didik berkelainan yang berguna.
Aspek berguna dapat mencakup self realization, human relationship, economic efficiency, dan civic responsibility. Artinya melalui kegiatan-kegiatan rehabilitasi peserta didik cacat diharapkan :
1.      Dapat menyadari kelainannya dan dapat menguasai diri sedemikian rupa, sehingga tidak menggantungkan diri pada orang lain (self realization).
2.      Dapat bergaul dan bekerjasama dengan orang lain dalam kelompok, tahu akan perannya, dan dapat menyesuaikan diri dengan perannya di lingkungannya (human relationship).
3.      Mempunyai kemampuan dan keterampilan ekonomis produktif tertentu yang dapat menjamin kehidupannya kelak dibidang ekonomi (economic efficiency).
4.      Memiliki tanggungjawab dan mampu berpartisipasi terhadap lingkungan masyarakat (civic responsibility).
Kemudian  ada beberapa  Prinsip-prinsip dasar Rehabilitas  yang ditinjau dari tujuannya yaitu sebagai berikut :
1.      Prinsip menyeluruh
Kegiatan rehabilitas dilakukan secara menyeluruh atau lengkap, baik fisik, psikhis, sosial, maupun keterampilan (total care concept reb) seorang anak  yang mengalami amputasi, sedini mungkin ditangani rahabilitas medik tidak terbatas kepada mempercepat penyembuhan penguat otot, tetapi juga pembuatan kaki palsu, mempersiapkan mental bersangkutan menerima alat tersebut, melatih keterampilan sesuai dengan kemampuan yang ada dan sebagainya.
2.      Prinsip  pelayanan  segera dan pelayanan dini
Pelayanan rehabilitas dilakukan mulai sejak  usia dini atau segera setelah diketahui kebutuhan rehabilitas yang diperlukan masing-masing anak.
3.      Prinsip prioritas
Kondisi kesehatan atau kecacatan yang menimbulkan rasa sakit dapat menganggu setiap aktivitas anak, maka kegiatan rehabilitas medik bagi anak yang memerlukan, perlu didahulukan, mendahului kegiatan rehabilitas yang lain. Pada kasus-kasus tertentu yang memerlukan pelayanan segera, perlu memperolah prioritas dalam rehabilitas.
4.      Kegiatan berpusat pada anak
Kegiatan rahabiliats yang dilakukan, lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak atau peserta didik yang mencoba sendiri, sudah tentu setelah mereka memperolah penjelasan secukupnya dari provider (pelaksanaan/guru/terapis).
5.      Prinsip konsisten
Setiap kegiatan rehabilitas didsarkan pada program yang telah disiapkan sebelumnya, dan dievaluasi setiap kemajuan yang dicapai peserta didik secara konsisten.
6.      Prinsip efektivitas dan penghargaan
Memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan dan kemjuan kemampuan peserta didik
7.      Prinsip pentahapan
Artinya bahwa kegiatan rehabilitas dimulai dari kegiatan yang minimal (kecil, sederhana, mudah) sampai pada yang maksimal (luas, besar, sukar) baik yang berhubungan dengan bentuk, sifat  maupun hasil yang diharapkan.
8.      Prinsip kesinambungan, berulang dan terus menerus
Artinya kegiatan terapi agar mencapai hasil, maksimal perlu dilakukan berkesinambungan, berulang-ulang, dan terus menerus, jadi tidak berhenti sebelum terlihat hasilnya yang lebih baik. Menjadi bertambah meningkat kemampuannya, serta menjasi berkurang kesulitan dan hambatannya dan sebagainya.
9.      Prinsip terintegrasi
Pelaksanaan kegiatan rehabilitas tidak selalu terpisah dengan kegiatan proses belajar mengajar dalam suatu bidang studi tertentu, misalnya keterampilan olehraga, PPKN, agama, kesenian, dan sebagainya.

B.     Prinsip-prinsip Dasar Rehabilitas Ditinjau Dari Jenis
1.      Orientasi pada pengembalian fungsi
Kegiatan rehabilitas dilakukan dengan berorientasi pada pengembalian fungsi setiap anak berkelainan memiliki dampak primer tertentu sesuai dengan jenis kecacatannya. Dampak primer tersebut sedapat mungkin dikembalikan fungsinya dan jika tidak mungkin dialihkan pada fungsinya organ tubuh yang lain/keterampilan tertentu yang dapat menggantikan fungsi  organ yang berkelainan. Misalnya tunanetra, dampak primer tidak dapat melihat, kegiatan rehabilitas dibidang pendidikan dengan tulisan braille, peragaan dengan benda yang dapat diraba dan sebagainya, anak tunadaksa jenis folio, dampak primer ambulasi terbatas kegiatan rehabilitas melatih penggunaan kursi roda, kruk, brace, dan sebagainya.
2.      Prinsip individualisasi
Kegiatan rehabilitas berorientasi pada ketidak mampuan dan kemampuan peserta didik. Pelaksanaan kegiatan rehabilitas diperlukan pendekatan.
3.      Orientasi pada jenis kecacatan dan kasus
Ada kegiatan rehabilitasi yang dapat dilakukan secara kelompok berdasarkan jenis kecacatannya, macam kasus, tingkat kelas, kelompok usia dan sebagainya, misalnya semua anak tunanetra memerlukan latihan orientasi dan semua anak tuanrungu memerlukan latihan komunikasi, semua anak  dan tunadkasa memerlukan latihan ADL, dan sebagainya.

C.    Prinsip-prinsip Dasar Rehabilitas Ditinjau Dari Kemampuan
Dalam prinsip ini perlu adanya kode etik dalam layanan rehabilitasi, tujuan adanya kode etik adalah mengatur tingkah laku para pendukung profesi dalam rehabilitasi. Kode etik dalam rehabilitasi menyangkut masalah-masalah kewajiban tenaga rehabilitasi terhadap :
1.      Individu dan keluarga yang di rehabilitasi
2.      Masyarakat atau pihak yang berkepentingan dalam proses rehabilitasi
3.      Teman sejawat antar profesi
4.      Tanggungjawab profesional dan
5.      Keterbukaan pribadi
Kemudian Prinsip-prinsip Dasar lainnya pada Rehabilitasi yang ditinjau Dari Kemampuan pelaksana yaitu sebagai berikut :
1.      Prinsip Kerja Tim
Pekerjaan rehabilitas dilakukan oleh suatu tim yang masing-masing sesuai dengan profesi dan kemampuannya. Kerja sama yang baik antara tim rehabilitas akan sangat menentukan keberhasilan program rehabilitas.

2.      Prinsip Kerja atas Dasar Profesi
Tidak semua  anggota tim rehabilitas memiliki profesi yang sama, itulah bekerja atas  dasar profesi akan lebih mampu mengurangi resiko disamping itu juga akan memperbesar efektivitas kerja, sebelum rehabilitasi dimulai, terlebih dahulu difahami batas-batas wewenang masing-masing dan disusun pembagian tugas secara tertulis atas dasar kesepakatan pihak yang tergabung dalam tim rehabilitas yang ada disekolah masing-masing. Tindakan konsultatif dan penyelernggaraan pertemuan tim rehabilitas periodik perlu ditempuh disetiap sekolah, demi kelancaran kegiatan dan menghindari kesalahan dalam memberikan pelayanan rehabilitas menimbulkan parahnya permasalahan atau kecacatan yang disandang oleh peserta diidk.
Seluruh program rehabilitas berada dibawah tanggung jawab ketua dan dibantu oleh tiga ahli dibidang medik, sosial psikologis dan keterampilan serta pelaksanaannya dapat dilakukan oleh beberapa pelaksanaan rehabilitas dengan kemampuan dan kewenangannya.
Tindakan rujukan keahlinya perlu dilakukan oleh para guru dan rehabilitasi lainnya. Agar permasalahan anak segera terpecahkan. Sehingga perlu disertai administrasi seperlunya (buku rujukan).



D.    Prinsip-prinsip Dasar Rehabilitas Ditinjau Dari Tempat Waktu dan Sarana

1.      Ditinjau dari tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam rehabilitasi ialah menuju kemandirian setiap individu sehingga dapat menghilangkan ketergantungan individu terhadap orang lain.
Menurut departemen social tujuan rehabilitasi adalah:
a.       Memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta tanggung jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau lingkungan sosialnya.
b.      Memulihkan kembali kemauan dan kemampuan untuk dapat melaksanakan fungsi social secara wajar.
Prinsip dasar rehabilitasi adalah:
a.       Prinsip menyeluruh
Kegiatan rehabilitasi dilakukan secara menyeluruh atau lengkap baik pada aspek fisik, psikhis, social maupun keterampilan.
Misalnya seorang anak melakukan amputasi, sedini mungkin ditangani bidang rehabilitasi medic tidak terbatas kepada mempercepat penyembuhan luka, penguatan otot, tetapi juga pembuatan kaki palsu, mempersiapkan mental agar bersangkutan menerima alat bantu tersebut, melatih keterampilan kemampuan yang ada.
b.      Prinsip pelayanan segera atau pelayanan dini
Pelayanan rehabilitasi dilakukan sejak dini atau segera setelah dilakukan kebutuhan rehabilitasi yang diperlukan masing-masing anak.
c.       Kegiatan berpusat pada anak
Kegiatan rehabilitasi yang dilakukan lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, serta melakukan latihan sendiri.
d.      Prinsip konsisten
Setiap kegiatan rehabilitasi didasarkan kepada program yang telah disiapkan sebelumnya, dan dievaluasi kemajuan yang dicapai anak secara konsisten.
e.       Prinsip evektifitas dan penghargaan
Memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan dan kemajuan kemampuan anak.
f.       Prinsip pentahapan
Kegiatan rehabilitasi dimulai dari kegiatan yang minimal (kecil, sederhana, mudah) sampai pada maksimal (luas, besar, sukar) baik yang berhubungan dengan bentuk, sifat dan hasil yang diharapkan.
g.      Berulang dan terus menerus
Kegiatan terapi perlu dilakukan berkesinambungan, berulang-ulang, dan terus menerus. Jadi tidak terhenti sebelum terlihat hasilnya yang lebih baik, menjadi bertambah meningkat kemampuannya, menjadi berkurang kesulitan dan hambatanya.
2.      Ditinjau dari jenis atau macam kelainan
1.      Tunanetra
a.       Biasanya rehabilitasi konselor dating kerumah untuk melatih keterampilan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
b.      Rehabilitasi bagi tunaneta biasanya termasuk belajar disuatu tempat latihan kerja, melatih keterampilan komunikasi, belajar berjalan dengan tongkat, melatih indra-indara pendengaran.
c.       Mengembangkan gambaran diri, melatih cara poste yang baik
d.      Menbantu tunanetra berhubungan dengan orang lain, menempatkan diri bagaimana menghadapi sikap yang merendah, dan selalu ingin menolong.
2.      Tunarungu dan tunawicara
Program rehabilitasi yang diberikan biasanya program bicara dan pendengaran, program rekreasi, program vokasional, program psikologis, program pelayanan social dan program pendidikan dan latihan.
3.      Tunagarahita
Program rehabilitasi yang dilakukan biasanya program okupasional, program rekreasi, program rehabilitasi fisik bagi yang berat, program bicara, pelyanan social dan psikologis, dan program vokasional.
4.      Tunadaksa
Program yang diberikan harus menyeluruh yang meliputi seluruh aspek. Misalnya cerebal palsy dan poliomiyelitis program rehabilitasi yang diberikan biasanya program terapi fisik, okupasional,rekreasi, program vokasional, psikologis, social, dan program pendidikan dan latihan.
3.      Ditinjau dari kemampuan
a.       Prinsip kerja tim
Pekerjaan rehabilitasi dilakukan oleh suatu tim yang masing-masing bekerja sesuai dengan profesi dan kemampuannya. Kerjasama yang baik antar tim rehabilitasi akan sangat menentukan keberhasilan program rehabilitasi.
b.      Prinsip kerja atas dasar profesi
Bekerja atas dasar profesi akan lebih mampu mengurangi resiko kesalahan, disamping itu juga akan memperbesar efektifitas kerja. Sebelum kegiatan rehabilitasi dimulai, terlebih dahulu dipahami batas-batas kewenangan masing-masing dan disusun pembagian tugas secara tertulis atas dasar kesepakatan pihak-pihak yang tergabung dalam tim rehabilitasi disekolah masing-masing.
4.      Ditinjau dari tempat waktu dan sarana rehabilitasi
a.       Pinsip integritas
Kegiatan rehabilitasi pada dasarnya dapat dilakukan secara bersama-sama, kecuali rehabilitasi keterampilan sebaiknya dilakukan setelah anak selesai mengikuti rehabilitasi medic dan social. Misalnya anak tunanetra untuk mengikuti latihan keterampilan massage, sebaiknya setelah menguasai orientasi mobilitas dan setelah memiliki motivasi untuk bekerja dibidang keahlian massage.
b.      Prinsip keluwesan tempat dan waktu
Tempat pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, terkecuali pada kasus-kasus tertentu, misalnya operasi ortopedi harus dilakukan dirumah sakit.
c.       Prinsip kesederhanaan
Sarana rehabilitasi diutamakan yang sederhana, murah harganya, mudah didapat, dan disesuaikan dengan kemampuan sekolah, kecuali pada kasus-kasus tertentu, seperti alat bantu untuk mendengar, alat bantu untuk melihat, prothese dan lain-lain.
d.      Prinsip keterlibatan orang tua dan masyarakat
Kegiatan rehabilitasi perlu menyertakan orang tua atau Pembina asrama, atau masyarakat, baik dalam melakukan pelatihan, pengawasan dan pembinaan anak mengingat jumlah waktu anak kesehariannya lebih banyak dirumaah atau diasrama.




DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati.1999. pedoman rehabilitasi. Departemen pendidikan dan kebudayaan.jakarta
Sunaryo.1995. Dasar Rehabilitasi dan Pekerjaan Sosial, Bandung: departemen pendidikan dan kebudayaan dirjen dikti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar